Cerpen Pilihan Kompas 1992-1995 dan 1999

Bersamaan dengan terbitnya Macan – Cerpen Pilihan Kompas 2020, hadir pula Cerpen Pilihan Kompas dari tahun 1992-1995 dan 1999.

Kado Istimewa – Cerpen Pilihan Kompas 1992

…Para pengarang, masing-masing, memang telah memilih, dari pengamatan atau pengalaman, suatu unikum dan kemudian menyajikannya kepada kita dengan bahasa yang terang, sederhana, dan mengalir. Itulah salah satu cara untuk mengokohkan kembali ikatan kita dengan kenyataan, yakni kenyataan yang sudah dirusak oleh nilai guna. Dengan begitu kita dapat berharap lagi memanggil nilai manusiawi… (Nirwan Dewanto)

Pelajaran Mengarang – Cerpen Pilihan Kompas 1993

Demikianlah, semua cerpen dalam Pelajaran Mengarang ini sangat menyenangkan. Masing-masing pengarang mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. (Budi Darma)

Lampor – Cerpen Pilihan Kompas 1994

Sewaktu saya membaca kumpulan cerpen ini, saya merasa senang. Dalam waktu singkat, keenam belas cerpen ini habis saya baca. Bagaikan seorang yang sedang merokok (kendati saya bukan perokok), saya belum mau berhenti sebelum satu batang rokok habis. (Budi Darma)

Laki-Laki yang Kawin dengan Peri – Cerpen Pilihan Kompas 1995

Cerpen yang dipilih di sini hampir semua melukiskan kondisi fisik dan psikis dari kalangan bawah atau marginal yang serba kalang-kabut. Termasuk sikap maupun jalan nalar para pelakunya. Kesemrawutan hidup yang harus dikayuh dengan dayung-dayung yang rusak dan rapuh, tragedi situasional yang hampir tidak memungkinkan jalan keluar. Kondisi manusia-manusia Indonesia yang harus menghadapi ketidakadilan atau justru ketololan. Absurditas sekuensi peristiwa yang membuat orang putus asa atau justru tertawa terbahak-bahak karena memang sudah keterlaluan kekonyolan situasionalnya, dan sebagainya. (Y.B. Mangunwijaya)

Derabat – Cerpen Pilihan Kompas 1999

Alangkah meyakinkan alur cerita mengantarkan kita pada klimaks bahwa kedua ancaman jahat itu akhirnya saling bertarung: iblis melawan iblis. Dan, kita tergoda untuk melihat cerita yang canggih ini dalam “setting alamiah” desa, hutan, laut, ikan, dan burung-burung, menjadi cerita dengan simbolik mendalam…. Kumpulan cerpen ini menjadi cermin menarik, dengan potensi katarsis untuk penulis dan pembaca, jendela terbuka pada kebangkitan sesudah terpasung cukup lama. (Toeti Heraty)


Cerpen Pilihan Kompas bisa didapatkan di Gerai Kompas.