Judul Buku : Wartawan Istana Menulis. 79 Kisah di Balik Liputan Istana.
Era Soeharto sampai Jokowi
Penyusun : Tingka Adiati & Elvy Yusanti, Penulis: Jannus TH Siahaan, Atie Nitiasmoro,
Maria Karsia, Tingka Adiati, Elvy Yusanti, dkk.
Ukuran : 14 cm x 21 cm
Tebal : 327 halaman
“Istana Presiden Ibarat Kantor Kelurahan Indonesia”
Istana presiden sejak era Soeharto hingga Jokowi mengalami perubahan sesuai dengan karakter pemimpin yang berkuasa. Istana yang dianggap sakral bahkan angker karena bagian dari kekuasaan, seharusnya menjadi istana rakyat. Tempat yang bisa mengayomi kepentingan rakyat, bukan milik penguasa dan segolongan orang.
Wartawan senior J. Osdar, mengibaratkan istana presiden itu seperti kantor kelurahan besar – kelurahannya Indonesia, yang bisa menampung aspirasi seluruh lapisan masyarakat. Berikut petikannya:
Bisa digambarkan bagaimana istana presiden sejak Era Soeharto – Jokowi ?
Istana presiden itu istananya manusia, bukan istana malaikat. Jadi manusia kan punya punya kelebihan dan kekurangan. Setiap presiden, pasti punya kelebihan dan kekurangan. Jaman Soeharto situasinya bagus, teratur, acara selalu tepat waktu, orang diundang juga tepat waktu.