Judul : Taksi Malam
Penulis : T. Agus Khaidir
Ukuran : 14 x 21 cm
Halaman : 320 halaman
SINOPSIS
Ada laki-laki bertahun disiksa rindu tak tertahankan.
Ada laki-laki setengah tua, setengah berandalan setengah putus asa, melampiaskan segenap resah duka lewat keliaran-keliaran. Ada perempuan muda dibekap kecewa penuh siasat memahat dendam tidak berkesudahan. Ada perempuan muda yang lain, yang dalam diam dan dalam riang, dengan dingin dan telaten memelihara berlapis-lapis kebencian.
Ada taksi butut ketinggalan zaman. Ada rock, ska, reggae, jazz. Ada dangdut yang menjeritkan melankolia dan derita patah hati. Ada aksi turun ke jalan. Ada poster-poster perlawanan. Ada kafe. Ada bar. Ada ruang-ruang karaoke.
Ada keculasan. Ada kemunafikan. Ada perbuatan-perbuatan curang. Ada kematian.
Ada cerita tentang cinta, tentu saja. Cinta yang entah suci entah kelam entah tulus entah gombal, dalam kehidupan kota metropolitan yang sebagian besar berlangsung di waktu malam, waktu yang dengan caranya sendiri mempertontonkan sisi-sisi gelap manusia yang serba penuh rahasia.
T Agus Khaidir lahir di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 4 Februari 1977. Ia menulis artikel, esai, novel dan beberapa puluh cerpen yang sebagian besar telah tersebar serta dimuat di berbagai media cetak, daring, maupun sejumlah buku antologi bersama.
Cerpennya yang berjudul “Rahasia Bubur Pedas” termasuk dalam Keluarga Kudus, antologi Cerpen Pilihan Kompas 2021. Sedangkan cerpen “Ihwal Nama Majid Pucuk” muncul sebagai cerpen terbaik Kompas 2022.
Saat ini, ia tinggal di Medan dan bekerja sebagai wartawan. Masih memotret, sesekali melukis, mengerjakan desain grafis, membuat sketsa dan ilustrasi. Juga masih bermusik, dan tentu saja bermain sepak bola.