Judul : Harga Kedelai Melejit, Industri Tempe Tahu Menjerit
Penulis : Rendra Sanjaya
Ukuran : 14 x 21
Halaman : 69 halaman
Harga kedelai menentukan harga tahu dan tempe yang akan dijual oleh penggelut industri tersebut. Ketika harga kedelai naik, produsen tahu tempe menghadapi situasi dilema yang perlu mereka pikirkan solusinya. Kenaikan harga kedelai dipicu oleh berbagai faktor. Misalnya, kenaikan harga BBM yang akhirnya berimbas pada naiknya harga bahan-bahan pokok. Tak hanya itu, melemahnya nilai rupiah ke dollar AS juga berdampak pada naiknya harga kedelai. Perajin tahu tempe mau tak mau harus memutar otak agar usaha mereka terus berjalan meskipun dihimpit dengan harga kedelai yang mencapai angka fantastis. Ada yang rela “menombok” atau merugi dengan menjual harga tetap agar tidak kehilangan kepercayaan pelanggan, ada perajin yang menaikkan harga tahu tempenya untuk mengimbangi modal yang juga naik, ada juga pengusaha tahu tempe yang akhirnya mengurangi jumlah kedelai di dalam tempe buatannya agar kedelai yang dibelinya mencukupi. Di samping cara-cara itu, ada juga pengusaha yang akhirnya memilih untuk berhenti sementara menjual tahu tempe dan beralih ke pekerjaan lain hingga harga kedelai stabil.