Judul: Merdeka Belajar Tentang Idiom Kehidupan
Penulis: JC Tukiman Taruna
Ukuran: 13 x 19 cm
Halaman: 236 halaman
Sinopsis:
”Hargailah saya, rawatlah saya, dan saya akan
tetap merawatmu. Siapakah saya?
Saya adalah PEKERJAAN.”
(Carnegian Report, dalam Frank Mihalic, SVD, 1996, 1500 Cerita Bermakna No. 141)
Izinkan saya mengganti kata PEKERJAAN di atas dengan IDIOM. Bagaikan pekerjaan, idiom sebenarnya merupakan spirit hidup, sesuatu yang menghidupi kehidupan setiap orang dengan latar budaya mana pun. Idiom itu selalu menyodorkan dan menyadarkan nilai-nilai luhur yang alangkah indahnya bila dipergunakan atau dilaksanakan.
Orangtua perlu menjadi guru (kehidupan) bagi anak-anaknya; tidak semua proses belajar diserahkan sepenuhnya kepada sekolah. Sementara dalam hidup ini, sejatinya tiada hari tanpa belajar, tiada hari tanpa merdeka belajar, dan tiada hari tanpa bersentuhan dengan idiom kehidupan, yang dalam khazanah Jawa, sarat isinya dengan sentilan dan ajaran kehidupan, terutama dilakukan oleh para orangtua sebagai sang guru kehidupan.
Selama satu tahun, 40 idiom Jawa ini terkumpul, tersusun dalam rangka menanggapi berita, isu, permasalahan, atau bahkan kasus konkret yang pada saat itu sedang terjadi. Itulah mengapa di akhir tulisan tercantum tanggal, bulan, dan tahun karena “kejadiannya” berkisar di tanggal-tanggal itu. Naskah semuanya ditayang di Kompasiana.com atau Suara Baru.id. Ada “kejadian” lalu direfleksi menggunakan idiom yang sudah tersedia dalam Bausastra.
Inilah salah satu cara “menikmati” romantisme kehidupan, yaitu selalu berupaya mengaktualisasikan sentilan dan ajaran (lama) terhadap “kejadian” yang sedang terjadi saat ini.