Segera Terbit: Seni Tutur Cepung Lombok

Judul Buku: Seni Tutur Cepung Lombok
Penulis: Khaerul Anwar
Ukuran: 14 x 21 cm
Tebal: 128 hlm
SINOPSIS:
Seni Tutur Cepung Lombok, Nusa Tenggara Barat, adalah seni pandang-dengar yang disajikan melalui pertunjukan. Pemainnya sebanyak enam orang, punya multiperan: penyampai cerita, penari, pemain musik dan aktor. Mereka menari, menirukan suara gamelan (begending) dengan mulut, sambil menarasikan cerita yang bersumber dari naskah ‘Toetoer Monjeh’ dengan tembang macapat, lalu berakting menurut tokoh yang sedang dikisahkannya
Lakon drama tradisional ini mengisahkan, Denda Winangsia, Putri Raja di Lombok, yang dibenci dan difitnah oleh delapan saudarinya. Ia ‘terusir’ dari puri istana, hidup terasing di kawasan hutan Taman Sari. Dalam keterasingannya Winangsia di antaranya ditemani Monyeh (kera) yang bisa bicara layknya manusia. Belakangan kera itu terbuka kedoknya, tak lain Raden Witaresari, Pangeran Kerajaan Layangsari, yang berkuasa di Pulau Jawa.
Berkat keterampilan dan penguasaan panggung, para pemain mampu ‘menyihir’ dan menggiring emosi penonton yang sedih lantaran penderitaan yang dialami Winangsia. Juga jengkel pada saudari-saudari Winangsia yang dijadikan korban fitnah mereka. Kemudian dongkol atas sikap pilih kasih raja dan permaisurinya terhadap anak-anaknya. Namun suka cita, gelak tawa membalut suasana hati penonton oleh aksi teatrikal dan banyolan para pemain. Tepuk tangan bergumuruh saat monyeh ‘berubah’ jadi pangeran tampan, Raden Witaresari, yang kemudian menikahi Winangsia.
Dari cerita dalam naskah –berlatar belakang perjuangan masyarakat lokal melawan kekuasan dan media syiar Islam- yang dibacakan seorang pemain, lalu diterjemahkan oleh pemain dengan bahasa dan gerak tubuhnya itu, banyak kandungan nasehatnya, kearifan lokal, pedoman moral, sindiran, kritik dan pesan budaya lainnya, Muatan-muatan itu intinya mengedukasi khalayak penonton, masyarakat umumnya, untuk belajar tentang kebijaksanaan hidup. Caranya, belajar dari pengalaman orang lain, melakukan perenungan dan meniru prilaku yang baik-baik. Menggapai kebijaksanaan adalah nilai paling berharga pada hampir seluruh budaya di muka bumi ini.