Judul Buku : Obat, Ilmu, dan Kuasa. Sejarah Kesehatan dan Kedokteran Indonesia
Penulis : Hans Pols
Ukuran : 15cm x 23cm
Tebal : 366 hlm
Bagaimana pengetahuan medis terbentuk dan beroperasi dalam pusaran kolonialisme, modernisasi, dan politik kekuasaan?
Sejarah kedokteran Indonesia sering kali dianggap terbentuk bersamaan dengan kesadaran terhadap nasionalisme dan kemerdekaan bangsa yang terbilang baru. Tak banyak yang tahu, bahwa perjalanan intelektual bangsa telah tumbuh jauh sebelumnya, terutama dalam hal ini menyikapi berbagai isu dan persoalan kesehatan di negeri yang masih terjajah. Sebuah dinamika panjang, kompleks, dan berliku tentang bagaimana kekuasaan memegang peranan penting dalam pembuatan, penyusunan, diseminasi, serta penerapan pengetahuan, dan lebih lanjut, kesejahteraan bangsa.
Buku ini menelusuri sejarah kesehatan dan kedokteran di Indonesia dari masa Kolonial hingga era Kemerdekaan dan sesudahnya, menyingkap bagaimana ilmu kedokteran tidak pernah netral—ia dibentuk, dibatasi, dan diarahkan oleh relasi kuasa yang lebih besar. Ilmu kedokteran dapat diciptakan, diadopsi, dan diubah oleh siapa saja dalam berbagai konteks politik. Sebagai konsekuensinya, riset medis, pendidikan kedokteran, dan pelayanan kesehatan dari masa kolonial hingga hari ini menunjukkan kesinambungan yang signifikan, meskipun konteks politik telah mengalami banyak perubahan.
Melalui riset mendalam dan pendekatan multidisipliner, Hans Pols mengungkap bagaimana dokter pribumi memperjuangkan otonomi intelektual dan profesional di tengah hegemoni pengetahuan Barat. Di saat yang sama, muncul dinamika kompleks antara pengobatan tradisional dan biomedis, antara kekuasaan negara dan kebutuhan rakyat, antara cita-cita kesehatan masyarakat dan realitas politik-ekonomi.
Obat, Ilmu, dan Kuasa: Sejarah Kesehatan dan Kedokteran Indonesia bukan hanya catatan mengenai sejarah medis di Indonesia yang jamak dipercaya masyarakat umum sebagai hal yang singkat—buku ini merupakan refleksi tajam tentang bagaimana pengetahuan medis diproduksi, dipertahankan, dan diperebutkan dalam perjalanan bangsa.