Segera terbit Psikologi Perempuan. Mencari Makna dalam Konteks Indonesia

Judul Buku : Psikologi Perempuan. Mencari Makna dalam Konteks Indonesia
Penulis : Prof. Saparinah Sadli, Nani Nurrachman, Eunike Sri Tyas Suci, dkk.
Editor: Nani Nurrachman, Eunike Sri Tyas Suci
Ukuran : 15cm x 23cm
Tebal : 328 hlm

Membicarakan berbagai persoalan perempuan lebih mudah daripada upaya memahami sosoknya, karena kita perlu melakukannya tanpa dibatasi oleh berbagai prasangka, asumsi, stereotipe tentang perempuan. Teori-teori psikologi arus utama yang selama ini dipelajari dan bersifat androsentris, merupakan kerangka referensi yang telah membentuk gambaran persepsi yang relatif mantap untuk mengamati dan menjelaskan perilaku manusia (perempuan dan laki-laki), alih-alih perempuan (dan laki-laki) Indonesia. Psikologi perempuan tumbuh dari kebutuhan untuk memahami perempuan bukan sebagai “variasi dari laki-laki” melainkan sebagai subjek utuh dengan dunia batinnya sendiri, yang dibentuk oleh sejarah, tubuh, budaya, dan relasi kuasa.
Disunting oleh Nani Nurrachman dan Eunike Sri Tyas Suci, Edisi Kedua Psikologi Perempuan menjawab satu pertanyaan besar: “Bagaimana memahami dan memaknai kehidupan perempuan Indonesia secara adil, manusiawi, dan kontekstual?” Dari tubuh yang berdarah saat menarche hingga berhenti berdetak dalam menopause; dari pergulatan remaja perempuan mencari identitas, hingga perempuan dewasa yang memikul beban tak kasatmata dari kekerasan, diskriminasi, dan ketidakadilan sistemik.
Setiap bab bukan hanya menyajikan kerangka teoretis dan temuan empiris, melainkan juga membuka ruang untuk mendengar suara perempuan sebagai subjek yang aktif dalam menentukan makna hidupnya sendiri. Disusun oleh para psikolog, akademisi, dan praktisi yang terlibat langsung dalam isu-isu perempuan, buku ini menawarkan pendekatan yang tidak hanya ilmiah, tetapi juga empatik dan berpihak, menumbuhkan pendekatan lokal yang lebih relevan, humanistik, dan berdaya. Sebuah kontribusi penting bagi pengembangan ilmu psikologi yang lebih inklusif dan membumi—sekaligus seruan untuk terus mendengarkan suara perempuan yang kerap diredam oleh kebisuan sejarah dan sistem.