Revolusioner dan historis, itulah potret Arab Saudi dalam beberapa tahun terakhir ini. Hal itu bermula dari diluncurkannya Visi Arab Saudi 2030 pada April 2016, lalu disusul Dekrit Raja yang mengizinkan kaum perempuan mengemudi kendaraan, serta beroperasinya industri bioskop dan hiburan. Kaum perempuan juga diperbolehkan menonton berbagai pertandingan olahraga di stadion terbuka. Inilah gerakan revolusi sosial-budaya dan ekonomi yang menghentak tatanan sosial-budaya Arab Saudi dan membuat terperangah masyarakat internasional.
Masa depan ideologi Wahabi yang dikenal puritan dan menjadi dasar negara Arab Saudi, kini dipertanyakan. Apakah ideologi Wahabi sudah dicampakkan, atau mengalami proses penafsiran baru, atau justru telah lahir ideologi Wahabi baru di Arab Saudi?
Isu ideologi Wahabi ini terus menjadi diskursus seksi, menyusul terjadinya revolusi sosial-budaya di Arab Saudi saat ini. Negeri itu kini seperti berjalan melawan arah ideologi Wahabi yang puritan dan tertutup. Identitas Arab Saudi berubah secara revolusioner. Dari sebuah identitas negeri konservatif dan tertutup, berubah menjadi negeri yang moderat dan terbuka, bahkan bisa disebut cenderung liberal.
Revolusi sosial-budaya itu tak pelak menjadi sorotan media di dunia Arab maupun internasional. Kini, media internasional tak habis-habisnya mengupas Arab Saudi dari berbagai perspektif. Banyak pengamat terperangah, bahkan seperti tidak percaya, melihat fenomena baru itu. Begitu cepat dan fundamental perubahannya.
Jika merujuk ideologi Wahabi, apa yang terjadi di Arab Saudi sungguh tak terbayang sebelumnya. Namun realitasnya, apa yang tak terbayang itu telah terjadi di sana. Mengapa dan apa yang sebenarnya terjadi di Arab Saudi terakhir ini? Siapa gerangan yang berada di balik perubahan revolusioner itu?
Semua pertanyaan besar itulah yang berusaha dijawab dalam buku ini.
Revolusi Sosial-Budaya Goncang Arab Saudi
Penulis: Musthafa Abd Rahman
Ukuran: 14 x 21
Tebal: 240 halaman
Rencana terbit: Oktober 2022