Segera terbit: Apel Batu Tak Lagi Berjaya

Judul : Apel Batu Tak Lagi Berjaya

Penulis : Rendra Sanjaya

Ukuran : 14 x 21

Halaman : 65 halaman

Sudah puluhan tahun masyarakat Kota Batu menanam apel sebagai sumber hidup. Mungkin karena itu juga, citra apel Batu dikenal ke seantero pelosok negeri,
bahkan luar negeri. Apel Batu juga lebih dikenal dibandingkan dengan apel asal Poncokusumo, Kabupaten Malang, serta Nongkojajar di Kabupaten Pasuruan, yang juga merupakan sentra apel di Jatim. Sayangnya, pengolahan tanah maupun tanaman apel di Batu, secara anorganik atau menggunakan bahan-bahan kimiawi terbukti telah merusak kualitas apel. Guyuran obatobatan selama puluhan tahun juga membuat kondisi kesuburan tanah berubah. Unsur hara berkurang. Di sisi lain, pada masa kejayaan pel, petani alpa menambahkan pupuk kandang. Kondisi ini tentu berpengaruh terhadap produktivitas. Pada akhirnya, apel batu semakin terpuruk dan makin tidak mampu memenuhi standar kebutuhan pasar yang dibanjiri oleh apel impor. Ukuran apel menjadi kecil, dan sebagian besar tanaman daunnya rusak.