Segera Terbit: Giyūgun: TENTARA SUKARELA PADA PENDUDUKAN JEPANG DI JAWA DAN SUMATRA

Judul buku: Giyūgun: TENTARA SUKARELA PADA PENDUDUKAN JEPANG DI JAWA DAN SUMATRA

Penulis: Aiko Kurasawa

Ukuran: 14 x 21 cm

Ketebalan: 172 halaman cetak

SINOPSIS:

Jawa Bō’e’i Giyūgun (PETA dan Sumatra Giyūgun adalah perintis perjuangan kemerdekaan yang menjadi inti dari BKR pada awal revolusi. Baik Jawa Bō’e’i Giyūgun maupun Sumatra Giyūgun mula-mula dibentuk untuk kepentingan pertahanan tentara Jepang pada 1943, yaitu untuk mobilisasi tenaga rakyat Indonesia terhadap invasi tentara Sekutu. Kebetulan, kepentingan rakyat Indonesia dan tentara Jepang cocok sehingga bangsa Indonesia antusias saat Jepang mengumumkan pembentukan pasukan Indonesia itu. Kedua giyūgun itu sifatnya sukarela dan mandiri dari tentara Jepang. 

Di Jawa, unit PETA yang paling besar disebut daidan (batalion) dan terdiri dari kurang lebih 500 prajurit. Di seluruh Jawa terbentuk 66 daidan dengan sekitar 35.000 prajurit. Jumlah itu sebenarnya lebih besar daripada jumlah prajurit Jepang yang ada di Jawa. Sebanyak 66 daidan tersebar di setiap keresidenan. Adapun Sumatra Giyūgun juga dibentuk di seluruh Sumatra dan diperkirakan mempunyai puluhan ribu prajurit. Baik di Jawa maupun di Sumatra, perwira Indonesia diberi pendidikan militer yang kualitasnya cukup tinggi sehingga mereka mampu membentuk pasukan untuk perjuangan kemerdekaan sesudah Proklamasi. Mantan perwira Peta dan Sumatra Giyūgun memegang peranan penting dalam TNI sesudah selesai revolusi.

 

AIKO KURASAWA adalah penulis yang sejak S-1 berfokus pada sejarah Indonesia yang berkaitan dengan Jepang, mulai dari zaman pendudukan Jepang sampai sekarang. Dia pertama kali datang ke Indonesia sebagai mahasiswi pada tahun 1972. Sejak saat itu, dia sering berkunjung untuk melakukan penelitian.  Selama lebih dari 30 tahun Aiko mengajar sejarah Indonesia di Jepang, termasuk di Universitas Nagoya dan Universitas Keio. Dia mengambil Ph.D. pertama di Universitas Cornell, Amerika Serikat (1987), dengan disertasi yang di kemudian hari diterbitkan di Indonesia berjudul Mobilisasi dan Kontrol: Studi Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945 (Grasindo, 1993). Aiko juga menerbitkan beberapa buku yang berkaitan dengan zaman pendudukan Jepang, antara lain Masyarakat & Perang Asia Timur Raya: Sejarah dengan Foto yang Tak Terceritakan (Komunitas Bambu, 2016). Tahun 2011, Aiko mengambil Ph.D. kedua di Universitas Tokyo dengan disertasi berjudul Sengo Nihon Indonesia Kankeishi. Topiknya adalah sejarah hubungan Indonesia-Jepang pascaperang. Sebagian isi disertasi diterbitkan sebagai buku Sisi Gelap Perang Asia (PBK, 2019).  Selain dua topik besar itu, Aiko juga menerbitkan beberapa buku tentang Jepang dan sejarah Indonesia era 1960-an, seperti Peristiwa 1965: Pesepsi dan Sikap Jepang (PBK, 2016).