Judul: JALAN PULANG SENI MENGELOLA TAKDIR
Penulis: KOMARUDDIN HIDAYAT
Ukuran: 15×23 cm
Halaman: 232 halaman
SINOPSIS:
Memasuki usia 70 tahun, ibarat orang berpergian naik pesawat terbang, maka sebaiknya mulai bersiap untuk mendarat, meneruskan perjalanan kembali pulang ke rumah asal. Buku ini memuat catatan-catatan seputar langkah dan peristiwa kehidupan Komaruddin Hidayat yang ditulis dan disusun secara acak dengan bahasa tutur sehingga ringan dibaca.
Ada juga tulisan-tulisan singkat dari apa yang dia lihat dan rasakan seputar berbagai peristiwa dan pemandangan di sekelilingnya dalam perjalanan pulangnya. Meskipun buku ini ditujukan untuk keluarga dan teman-teman dekatnya, mengingat isinya berupa pengalaman pribadi, tetapi sangat mungkin banyak hal yang mirip dengan pengalaman hidup para pembaca.
Saya mengenal dekat Prof. Komaruddin Hidayat sewaktu dia menjadi Ketua Panwaslu 2003-2004, saya sebagai stafnya. Dia adalah guru, teman diskusi, dan teladan soal kemanusiaan dan sikap egaliter dalam kehidupan. Dia tak segan belajar dan mendengar dari siapa pun. Sekarang pun dia tidak sungkan untuk bertanya dan berdiskusi soal kepemiluan dengan saya meskipunn secara usia dan keilmuan saya lebih junior.
Titi Anggraini, Pembina Perludem dan Dosen Pemilu Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Saya banyak terinspirasi dari tulisan-tulisan Komaruddin Hidayat. Sudut pandang Mas Komar dalam melihat kehidupan selalu berbeda sehingga membuka cakrawala baru dan memberikan energi positif, apalagi disampaikan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Andy F. Noya, jurnalis senior.
Prof. Komaruddin Hidayat merupakan guru pada “University of Life” saya. Selalu ada ruangan yang terisi oleh karya-karyanya. Buku ini salah satunya. Sangat dalam dan powerful.
Prof. Muliaman Hadad
Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk
Dubes LBBP RI untuk Swiss dan Liechtenstein 2018-2023.
Komaruddin Hidayat selalu memberi inspirasi bagaimana menjalani hidup dengan penuh syukur, gembira, optimis tak mengenal lelah dan usia. Perjalanan hidupnya mirip jalan mendirikan UIII, penuh tantangan, ditangani dengan seni pergaulan dan komunikasi yang baik, sampai akhirnya berdiri sebuah perguruan tinggi bertaraf internasional di Indonesia.
Prof. Dr. Jamhari Makruf, Rektor UIII