Bagi saya “Timun” terasa istimewa juga karena kesederhanaan dan keluguannya. “Timun” mengomentari suatu peristiwa yang hangat selama sepekan terakhir dengan kalimat-kalimat sehari-hari orang biasa yang kadangkadang tampak sok tahu. “Timun” juga bisa mengundang kita menertawai diri sendiri atau malah membuat jengah karena jangan-jangan kita adalah salah satu sosok yang sedang disindir “Timun”.
Ninuk Mardiana Pambudy
Redaktur Senior Harian KOMPAS
Pada kenyataan, Timun dan sejumlah kartun lepas di berbagai media ternyata lebih mengandalkan peristiwa yang tengah hangat di kancah nasional. Jadi sebenarnya tidak jauh berbeda dari editorial cartoon. Sangat jarang Timun bersoal dengan aneka ragam masalah pribadi atau keseharian yang tidak terkait dengan guncangan sosial ekonomi politik hukum atau budaya. Sampai saat mengetik tulisan ini saya tetap menduga hal itu disebabkan oleh perkara krusial, pelik, dan “mahal”: gagasan.
Efix Mulyadi
adalah wartawan Kompas (1978-2009) dan kurator Bentara Budaya
Di tangan Libra, istilah “isoman” dibuat jadi guyonan yang segar sekaligus getir. Segar karena kita jadi kaget, kok kepikiran tiba-tiba menyandingkan karakter Batman, Spiderman, dan Isoman. Memang, kebetulan tiga nama itu sama-sama berakhiran “man,” meski maknanya berbeda.
Ilham Khoiri
General Manager Bentara Budaya &
Communication Management Corp. Com Kompas Gramedia
Mau Timun mau Tomat sama saja. Keduanya sosok kartun bermulut lebar— dan lebarnya pol. Ternyata polnya kelebaran mulut itu dapat terhubungkan dengan suatu makna: bahwa humor kartunis yang menamakan diri Libra ini adalah humor “tembak langsung”. Bersikap kritis secara lugas, tegas, dan terbuka.
Seno Gumira Ajidarma
Parodi Negeri Kami: 35 Tahun Timun di Kompas Jilid 1
Penulis: Rahmat Riyadi
Ukuran: 21 x 18 cm
Tebal: 260 halaman
ISBN: dalam proses
Rencana terbit: Januari 2023