Segera Terbit: PARIWISATA SUPER PRIORITAS, PERAN INSTITUSI, DAN TRANSPORTASI

Judul : PARIWISATA SUPER PRIORITAS, PERAN INSTITUSI, DAN TRANSPORTASI

Penulis : Abdulhamid Dipopramono

Ukuran : 15 x 23 cm

Halaman : 192 halaman

 

SINOPSIS:

Pariwisata adalah sektor yang semakin penting bagi bangsa Indonesia. Potensinya luar biasa: kondisi alamnya, seni budayanya, kulinernya, produk-produk kreatifnya, dan hospitality manusianya. Dari tahun ke tahun sumbangan devisa sektor pariwisata terus meningkat, perannya terhadap produk domestik bruto secara nasional semakin signifikan. Selain menyumbang devisa kepada negara, pariwisata juga membuka lebar peluang kerja bagi penduduk Indonesia secara nasional maupun (utamanya) masyarakat di seputar destinasi-destinasi pariwisata yang ada. 

Sangat logis jika pemerintah menetapkan beberapa destinasi pariwisata sebagai Proyek Strategis Nasional danmenetapkan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas yang kemudian dikurasi menjadi Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), atas pertimbangan target waktu dan ketersidaan anggaran. Dengan hanya lima DPSP—yang juga disebut denganlima “Bali Baru”—maka diharapkan terjadi percepatan pengembangan dan hasilnya segera dirasakan. Selain lima DPSP, maka Ibu Kota Nusantara (IKN) juga menjadi destinasi pariwisata potensial yang menarik dengan karakter khas.

Dalam pengembangan pariwisata dibutuhkan koordinasi dan sinergi dari berbagai kementerian dan lembaga pemerintah, BUMN, perbankan, dunia usaha dan asosiasi-asosiasinya, perguruan tinggi, pemerintah daerah, serta masyarakat. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai leading sector kepariwisataan dengan dana terbatas tentu tidak bisa bekerja sendiri. Ia membutuhkan peran dan dukungan dari berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta,dengan peran dan fungsi masing-masing. Dukungan yang sangat penting dan vital dibutuhkan dari bidang infrastuktur, termasuk di dalamnya sektor perhubungan/transportasi.

 

Abdulhamid Dipopramono lebih dikenal sebagai jurnalis dan aktivis daripada pejabat ataubirokrat. Pertama kali memasuki birokrasi yakni ketika ia mendapat amanah sebagai Komisioner Komisi Informasi Pusat RI (2013-2017) dan menjabat ketua lembaga negara tersebutselama tiga tahun. Sejak muda, selain menjadi aktivis ia juga sudah aktif memimpin mediasekolah dan perguruan tinggi. Lulus dari Teknik Sipil FT UGM dan Pascasarjana Sekolah Kajian Stratejik dan Global dengan predikat cumlaude, sejak 2018 ia mendapat penugasansebagai Staf Khusus Menteri Perhubungan RI hingga saat ini.